Sejumlah pabrikan truk seperti Hino, Fuso hingga UD Trucks tengah putar otak menyiapkan strategi untuk menggenjot penjualan hingga akhir 2025, saat sektor riil mengalami tekanan.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales truk di pasar domestik tercatat sebanyak 39.788 unit pada Januari-September 2025. Angka itu ambles 18% (year-on-year/yoy) dibandingkan 48.564 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menyiasati kondisi tersebut, produsen kendaraan niaga asal Jepang, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) berupaya memperkuat posisinya di segmen pasar truk ringan di Tanah Air.
Salah satu strategi perseroan yakni memperkenalkan model Hino 300–136 MDLR secara lokal di Jawa Timur. Adapun, truk ringan tersebut resmi diluncurkan di ajang GIIAS 2025 pada Agustus lalu.
HMSI Regional Manager Jawa Timur, Adi Wibowo mengatakan kendaraan niaga ringan itu dirancang untuk menyasar segmen pelaku usaha logistik dan ekspedisi.
“Melalui Hino 300-136 MDLR, kami ingin memberikan solusi konkret bagi pelanggan yang membutuhkan kendaraan kargo berdimensi panjang namun tetap efisien dan andal,” ujar Adi dalam keterangannya, dikutip Selasa (28/10/2025).
Lebih lanjut Adi mengatakan, peluncuran ini dilakukan di Surabaya dan Malang, dua kota dengan aktivitas logistik tinggi yang berperan penting dalam rantai pasok kawasan timur Pulau Jawa.
Tak ketinggalan, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Indonesia, resmi memperkenalkan varian terbaru di segmen medium duty truck (MDT) yakni Fighter X FN 61 FSL.
Sales and Marketing Director PT KTB, Aji Jaya, menjelaskan bahwa peluncuran varian ini merupakan respons terhadap kebutuhan pasar akan kendaraan niaga yang andal, efisien, serta memiliki kapasitas angkut lebih besar untuk operasional di jalur on-road.
“Kami melihat adanya perubahan perilaku konsumen di sektor logistik yang membutuhkan kendaraan tidak hanya tangguh, tetapi juga mampu membawa muatan dengan volume besar dan kecepatan optimal di jalur aspal,” ujar Aji dalam keterangan resminya.
Setali tiga uang, UD Trucks yang dinaungi oleh Grup Astra resmi meluncurkan model light duty truck terbarunya yakni New Kuzer SKE 150, sebagai strategi untuk menggenjot pasar kendaraan niaga di Indonesia.
Chief Executive Astra UD Trucks Winarto Martono mengatakan, Indonesia menjadi negara kedua setelah Malaysia yang memperkenalkan model terbaru dari lini Kuzer milik UD Trucks.
“Melalui produk ini, kami ingin membantu pelanggan meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis mereka di tengah dinamika industri logistik yang terus berkembang terutama di Kategori 2,” ujar Winarto dalam keterangannya.
Tekanan terhadap pasar kendaraan niaga nasional diperkirakan masih berlanjut hingga akhir 2025.
Pelemahan permintaan dari sektor-sektor pengguna utama seperti logistik, konstruksi, dan pertambangan menjadi faktor utama yang menahan laju penjualan. Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai kondisi ini mencerminkan tekanan yang masih dirasakan oleh sektor riil. Menurutnya, sektor manufaktur masih menghadapi tantangan akibat melemahnya permintaan global.
“Sementara itu, aktivitas domestik cenderung stagnan karena perlambatan konsumsi, inflasi yang membatasi belanja modal, serta belum optimalnya penyerapan anggaran pemerintah di sektor-sektor pengguna utama kendaraan niaga seperti logistik, konstruksi, dan pertambangan,” ujar Yannes kepada Bisnis, Selasa (28/10).
Pelemahan sektor riil tecermin dari Indeks produktivitas manufaktur nasional yang mengalami perlambatan. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur di level 50,4 pada September 2025 atau turun dari bulan sebelumnya 51,5.
Hal tersebut membuat pelaku usaha lebih berhati-hati untuk ekspansi melihat kondisi global maupun domestik. Terlebih, biaya yang masih tinggi di hilir global berupa ongkos logistik dan pembiayaan, serta inventori ritel yang belum normal di AS setelah front-loading impor 2025.
Menurut Yannes, lesunya aktivitas industri tersebut turut menekan kinerja produsen kendaraan komersial yang selama ini mengandalkan proyek infrastruktur dan kegiatan ekonomi lapangan. Minimnya proyek baru dan efisiensi ketat di berbagai sektor membuat pembelian armada baru tertunda. Kendati demikian, dia mengatakan peluang pemulihan pasar menjelang akhir 2025 masih terbuka, namun sangat bergantung pada arah kebijakan fiskal pemerintah.
“Tetapi ini akan sangat bergantung pada kebijakan fiskal yang lebih responsif, khususnya stimulus temporer dari pemerintah untuk mendorong belanja infrastruktur dan aktivitas ekonomi riil sampai akhir tahun ini, di tengah tekanan penurunan pemasukan kas negara dari pajak,” katanya.
Lebih lanjut, Yannes mengingatkan bahwa tanpa adanya intervensi pemerintah, tekanan terhadap permintaan kendaraan niaga diprediksi akan terus berlanjut. Terlebih, pasar kendaraan niaga juga semakin melemah akibat digempur oleh truk impor asal China yang membuat permintaan truk rakitan lokal merosot signifikan. Berdasarkan catatan Bisnis, pada tahun lalu, volume impor truk utuh dari Tiongkok mencapai 13.669 unit.
Data itu tercatat oleh General Administration of Customs of The People’s Republic of China (GACC). Nilai importasi tak tanggung-tanggung, mencapai sekitar US$647 juta. Hal ini terbilang janggal, sebab keseluruhan impor utuh tersebut tidak dilakukan oleh para pemain di dalam negeri, atau selayaknya anggota Gaikindo. Dari data yang sama, impor truk utuh dari China didominasi jenis truk diesel dengan bobot lebih dari 20 ton.
Pada 2024 saja, impor truk tersebut mencapai volume 15.542 unit. Angka impor itu melonjak drastis dibandingkan 2023 yang sebanyak 7.729 unit dengan nilai US$346 juta.
Sejumlah pabrikan truk pun saling beradu mencatatkan penjualan terlaris pada 9 bulan pertama 2025. Adapun, Mitsubishi Fuso masih memimpin di pasar truk, melibas capaian penjualan Hino hingga Isuzu. Perlu diketahui, penjualan truk terbagi ke dalam tiga segmen, yaitu truk ringan (light duty), truk sedang (medium duty), maupun truk berat (heavy duty), dengan kemampuan daya angkut yang berbeda-beda.
Dari ketiga segmen tersebut, Mitsubishi Fuso menduduki peringkat pertama dengan capaian penjualan 17.065 unit pada Januari-September 2025. Angka itu melibas penjualan Hino yang sebanyak 11.624 unit pada periode yang sama.
Selanjutnya, Isuzu menduduki peringkat ketiga pabrikan truk terlaris, dengan penjualan 8.220 unit, mengungguli UD Trucks yang juga dinaungi oleh Grup Astra sebanyak 1.364 unit. Truk FAW yang berasal dari China membukukan penjualan sebanyak 768 unit, sedangkan truk Scania asal Swedia meraih penjualan 365 unit. Berturut-turut, penjualan truk terlaris selanjutnya pada periode 9 bulan pertama 2025 yakni Mercedes-Benz Commercial Vehicle (CV) mencatatkan angka 342 unit, disusul Toyota sebanyak 40 unit.
Adapun, segmen truk ringan memiliki beban daya angkut atau gross vehicle weight (GVW) sebesar 5 hingga 10 ton, termasuk berat muatan dan penumpang. Sementara itu, truk sedang memiliki daya angkut 10-24 ton, sedangkan truk berat dapat mengangkut beban lebih dari 24 ton.
Komentar